Asuhan Keperawatan Pasien Dengan
Tumor Otak
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Pengertian Tumor Otak
Tumor otak merupakan sebuah lesi yang terletak pada intrakranial
yang menempati ruang di dalam tengkorak.
2. Epidemiologi
- Tumor otak menunjukkan
kira-kira 20% dari semua penyebab kematian karena kanker, dimana sekitar 20%
sampai 40% dari semua kanker pasien mengalami metastase ke otak dari
tempat-tempat lain.
- Tumor otak jarang bermetastase keluar sistem saraf pusat
tetapi jejas metastase ke otak biasanya bagian bawah, pankreas, ginjal dan
kulit.
- Insiden teringgi pada tumor otak dewasa adalah pada pria
3. Penyebab
a. Riwayat trauma kepala
b. Faktor genetik
c. Paparan bahan kimia yang bersifat carsinogenik
d. Virus tertentu
4. Patofisiologi
Tumor otak menyebabkan gangguan neurologik progresif yang
disebabkan oleh 2 faktor : gangguan fokal akibat tumor dan gangguan fokal
akibat kenaikan tekanan intrakranial. Gangguan fokal terjadi apabila terdapat
penekanan pada jaringan otak dan infiltrasi atau invasi langsung pada parenkim
otak dengan kerusakan jaringan neuron. Perubahan suplai darah akibat tekanan
yang ditimbulkan tumor yang berumbuh menyebabkan nekrosis jaringan otak.
Gangguan suplai darah arteri pada umumnya bermanifestasi sebagai kehilangan
fungsi secara akut dan mungkin dapat dikacaukan dengan gangguan serebrovaskuler
primer. Serangan kejang sebagai manifestasi perubahan kepekaan neuron
dihubungkan dengan kompresi, invasi dan perubahan suplai darah ke jaringan
otak. Peningkatan tekanan intakranial dapat diakibatkan oleh beberapa faktor :
bertambahnya massa dalam tengkorak, terbentuknya odema sekitar otak dan
perubahan sirkulasi cairan cerebrospinal. Pertumbuhan tumor menyebabkan
bertambahnya massa karena tumor. Tumor ganas menimbulkan odema dalam jaringan
otak sekitar. Obstruksi vena dan odema yang disebabkan oleh kerusakan sawar
darah otak menimbulkan kenaikan volume intrakranial dan meningkatkan tekanan
intrakranial. Obstruksi sirkulasi cairan serebrospinal dari ventrikel lateral
keruang subaraknoid menimbulkan hidrosfalis. Kenaikan tekanan yang lama mengakibatkan
herniasi unkus atau serebelum. Herniasi menekan mesensepalan menyebabkan
hilangnya kesadaran. Gangguan fokal terjadi apabila : penekanan pada jaringan
otak, infiltrasi/invasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan
neuron. Gejala yang ditimbulkan dari gangguan fokal tergantung lokasi tumor
tersebut:
- Tumor pada lobus oksipital : serengan konvulsi didahului
oleh aura, hemianopsia homonim kontralateral, agnosia visual sulit untuk
memperkirakan jarak cenderung untuk tersesat dalam lingkungan yang sudah
dikenalnya.
- Tumor pada temporalis, tinitus, halusinasi pendengaran,
afasia sensorik, kelumpuhan wajah, anopsia kuandaran superior, hemianopsia.
- Tumor pada lobus periatalis : hilangnya fungsi sensori
kortikalis, gangguan lokalisasi sensorikdeskriminasi dua titik, grafestesia,
cacat visual.
- Tumor pada serebelum : papil edema dini, nyeri kepala,
gangguan pergerakan, hipotonia, hiperekstensibilitas sendi, memecahkan kata
menjadi suku kata yang terpisah.
- Tumor ventrikel & hipotalamus samnolensia, diabeets
insipindus obsesites, gangguan pengaturan suhu, nyeri kepala terus-menerus,
papil edema, peningkatan tekanan intra kranial
- Tumor pada labus frontalis : perubahan mental, hemiparesis,
ataksia, gangguan bicara, depresi, bingung, tingkah laku aneh, gangguan
berjalan tidak mantap, afaksia, apraksia.
5. Klasifikasi
Tumor otak diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok besar
:
a. Tumor yang muncul dari pembungkus otak
Meningloma : terungkus dalam kapsul, pertumbuhan keluar
jaringan otak menekan dari pada menginvasi otak.
b. Tumor yang berasal dari jaringan otak
- Astrositoma
- Glioblastoma
- Ependimoma
- Medulloblastome
- Oligodendroglioma
- Kista koloid
c. Tumor yang bekembang didalam atau pada saraf kronial
- Neuroma akustik
d. Lesi metastatik
Paling umum dari paru dan payudara
e. Tumor kelenjar tanpa duktus
- Hemongloblastoma
- Angioma
f. Tumor pembuluh darah:Hemongloblastoma , Angioma
g. Tumor-tumor kongenital
6. Gejala Klinis
Pada tumor otak manifestasi klinis yang muncul disebut
”trias klasik tumor otak” yang terdiri dari :
- Nyeri
- Muntah
- Papiledema
Namun gejala yang lain sangat bervariasi tergantung pada
tempat lesi dan kecepatan pertumbuhannya antara lain :
- Perubahan mental
- Hemiparesis
- Ataksia
- Gangguan bicara
- Depresi
- Bingung
- Bertingkah laku aneh
- Serangan konvulsi yang didahului oleh aura
- Tetanus
- Halusinasi pada pendengaran
- Gangguan pada bicara
- Gangguan pada pergerakan
7. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada tumor otak ditemukan :
Tampak pucat, nyeri tekan pada kepala, tampak papiledema,
gangguan bicara, hemiparesis, gangguan pergerakan, hipotonia,
hiperekstensibilitas sendi.
8. Pemeriksaan Diagnostik
a. CT Scan
Menunjukkan : jumlah, ukuran, kepadatan jejas tumor otak dan
meluasnya edema serebral sekunder
b. MRI
Untuk menghasilkan deteksi jejas kecil dan membantu dalam
mendeteksi tumor di dalam batang otak dan daerah hipofisis
c. Biopsi stereotaktik
Gunakan untuk mendiagnosis kedudukan tumor yang dalam
d. Anglografi serebral
Memberikan gambaran pembuluh darah serebral dan letak tumor
serebral
e. EEG (elektroensefalogram)
Mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang
ditempati tumor dan dapat memungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal pada
waktu kejang.
f. Penelitian sitologis pada cairan serebrospinal (CSF)
dilakukan mendeteksi sel-sel ganas.
9. Penatalaksanaan
a. Pembedahan (kraniotomi)
- Digunakan untuk mengobati pasien meningroma, neuorma
akuistik, astrositoma, kistik pada serebelum, kista koloid pada ventrikel
ketiga, tumor kongenital seperi kista demoid dan beberapa glanuloma.
- Untuk pasien dengan glioma maligna, pengangkatan tumor
secara menyeluruh dan pengobatan tidak mungkin tetapi dilakukan dengan tujuan
pengurangan TIK mengangkat jaringan nekrotik dan mengurnagi bagian yang besar
dari tumor yang dapat meninggalkan sedikit sel yang tertinggal atau resisten
terhadap radiasi atau kemoterapi.
b. Pendekatan stereotaktik
Penggunaan kerangak tiga dimensi yang mengikuti lokasi tumor
yang sangat tepat dengan melepaskan laser atau radiasi dengan tujuan
memiminalkan pengaruh apda jaringan otak disekitarnya.
c. Penggunaan pisau gamma
Dilakukan pada bedah radio yang tidak memerlukan insisi
pembedahan tetapi memerlukan waktu yang lambat diantara pengobatan dan hasil
yang diharapkan.
d. Kemoterapi dan tepat sinar radiasi eksternal tujuannya
menurunkan timbulnya kembali tumor yang tidak lengkap.
e. Trsnplantasi sumsum tulang autolog intravena dilakukan
sebelum kemoterapi untuk menolong pasien dari keracunan akibat dosis tinggi
kemoterapi dan radiasi
f. Kortikosteroid
B. Konsep Dasar Askep
1. Pengkajian
a. Data Subyektif
1) Pasien mengeluh nyeri kepala
2) Pasien mengeluh mual, muntah
3) Mengeluh telinga mendenging
4) Mengeluh kadang-kadang demam
5) Mengeluh susah istirahat/tidur
b. Data obyektif
1) Pasien tampak meringis
2) Tampak pucat
3) Mual/muntah
4) Hemiparesis
5) Gangguan bicara
6) Bertingkah laku aneh
7) Gangguan pada pergerakan
Hipotonia, hiperekstensibilitas
8 ). Pemenuhan ADL dibantu oleh keluarga
9) Papile edema
2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatakan tekanan
intraksanial ditandai oleh pasien mengeluh nyeri, gelisah, perubahan pola
tidur.
b. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan
interupsi aliran darah: edema serebral ditandai oleh perubahan tingkat
kesadaran, perubahan dalam respons motorik/sensorik, perubahan tanda-tanda
vital, tampak gelisah.
c. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan
berhubungan dengan mual, muntah akibat peningkatan TIK.
d. Risiko tinggi terhadap perubahan suhu tubuh berhubungan
tidak efektifnya termoregulasi sekunder terhadap tumor otak
e. Perubahan persepsi sensori berhubungan denagn perubahan
resepsi sensori, transmisi dan/atau integrasi ditandai oleh disorientasi waktu,
tempat, orang, distorsi ouditorius dan visual.
f. Perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan
fisiologis : konflik psikologis ditandai oleh perubahan memori, tingkah laku
aneh, perubahan kepribadian, disorientasi waktu, tempat orang, lingkungan.
g. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan iskemia
lobus temporal sekunder terhadap kerusakan otak ditandai oleh afasia, gangguan
dalam bicara.
h. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan
kekuatan dan ketahanan sekunder terhadap peningkatan tekanan intrakranial
ditandai oleh hipotonia, hiperekstensibilitas, gangguan pada pergerakan.
i. Sindrom kurang perawatan diri berhubungan dengan
kerusakan neuromuskuler, penurunan kekuatan dan ketahanan, kehilangan
kontrol/koordinasi otot ditandai oleh hemiparesi, kebutuhan ADL dibantu oleh
keluarga/petugas kesehatan
j. Risiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan
kerusakan fungsi sensori
k. Ansietas berhubungan dengan krisi situasi : ancaman
kematian/perubahan dalam status kesehatan (keterlibatan otak).
3. Rencana Keperawatan
1 Diagnosa Keperawatan : Nyeri akut berhubungan dengan
tekanan intrakranial ditandai oleh pasien mengeluh nyeri, gelisah, perubahan
pola tidur.
Tujuan:
Setelah diberikan askep selama 3×24 jam diharapkan nyeri
pasien dapat terkontrol dengan kriteria evaluasi
-
Melaporkan nyeri berkurang/terkontrol
-
Dapat beristirahat
-
Menunjukkan/menggunakan prilaku untuk mengurangi kekambuhan
Intervensi :
- Teliti keluhan nyeri, catat intensitasnya (dengan skala 0-10), karakteristiknya. Rasional : Nyeri merupakan pengalaman subjektif dan harus dijelaskan oleh pasien. Identifikasi karakteristik nyeri dan faktor yang berhubungan merupakan suatu hal yang amat penting untuk memilih intervensi yang cocok dan untuk mengevaluasi keefektifan terapi yang diberikan.
- Catat kemungkinan patofisiologi yang khas. Misalnya otak/ meningeal/ infeksi sinus, trauma servikal, hipertensi atau trauma. Rasional : Pemahaman terhadap keadaan penyakit yang mendasarinya membantu dalam memilih intervensi yang sesuai.
- Observasi adanya tanda-tanda nyeri non verbal, seperti: ekspresi wajah, posisi tubuh, gelisah, menangis/meringis, menarik diri, diaforesis, perubahan frekuensi jantung/pernapasan, tekanan darah. Rasional : Merupakan indikator/ derajat nyeri yang tidak langsung yang dialami. Sakit kepala mungkin bersifat akut atau kronis, jadi manifestasi fisiologis bisa muncul/tidak.
- Kaji/hubungkan faktor fisik/emosi dari keadaan seseorang. Rasional : faktor yang berpengaruh terhadap keberadaan/persepsi nyeri tersebut.
- Evaluasi perilaku nyeri. Rasional : Dapat diperberat karena persepsi pasien terhadap nyeri tidak dipercaya atau karena pasien mempercayai orang terdekat/pemberi asuhan mengabaikan keluhan nyeri.
- Catat adanya pengaruh nyeri, misalnya: hilangnya perhatian pada hidup, penurunan aktivitas, penurunan berat badan. Rasional : Nyeri dapat mempengaruhi kehidupan sampai pada suatu keadaan yang cukup serius dan mungkin berkembang kearah depresi.
- Kaji derajat pengambilan langkah yang keliru secara pribadi dari pasien, seperti mengisolasi diri. Rasional : Pasien dapat menarik diri dari keterlibatannya dengan orang lain/kegiatan tertentu sebagai akibat dari nyeri tersebut.
- Instruksikan pasien untuk melaporkan nyeri dengan segera jika nyeri itu muncul. Rasional : Pengenalan segera meningkatkan intervensi dini dan dapat menurunkan beratnya serangan.
- Tempatkan dalam ruangan yang agak gelap sesuai dengan indikasi. Rasional : Mungkin sensitif terhadap cahaya (fotosensitif) yang dapat meningkatkan serangan.
- Anjurkan untuk beristirahat dalam ruangan yang tenang. Rasional : Menurunkan stimulasi yang berlebihan yang dapat mengurangi sakit kepala.
- Berikan kompres panas lembab/kering pada kepala, leher, lengan sesuai kebutuhan. Rasional : Meningkatkan sirkulasi pada otot yang meningkatkan relaksasi dan mengurangi ketegangan.
- Kolaborasi dalam pemberian Analgetik. Rasional : Penanganan pertama dari sakit kepala secara umum hanya kadang-kadang bermanfaat pada sakit kepala karena gangguan vaskuler.
March 7th, 2011
Definisi Hernia

Hernia adalah suatu keadaan menonjolnya isi usus suatu
rongga melalui lubang (Oswari, 2000 : 216).
Hernia adalah penonjolan sebuah organ, jaringan atau
struktur melewati dinding rongga yang secara normal memang berisi bagian-bagian
tersebut (Nettina, 2001 : 253).
Etiologi / Penyebab Hernia
Hernia dapat terjadi karena ada sebagian dinding rongga
lemah. Lemahnya dinding ini mungkin merupakan cacat bawaan atau keadaan yang
didapat sesudah lahir, contoh hernia bawaan adalah hermia omphalokel yang
terjadi karena sewaktu bayi lahir
tali pusatnya tidak segera berobliterasi (menutup) dan masih terbuka. Demikian
pula hernia diafragmatika. Hernia dapat diawasi pada anggota keluarga misalnya
bila ayah menderita hernia bawaan, sering terjadi pula pada anaknya.
Pada manusia umur lanjut jaringan penyangga makin melemah,
manusia umur lanjut lebih cenderung menderita hernia inguinal direkta.
Pekerjaan angkat berat yang dilakukan dalam jangka lama juga dapat melemahkan
dinding perut (Oswari. 2000 : 217).
Klasifikasi Hernia
1.Menurut/tofografinya : hernia inguinalis, hernia
umbilikalis, hernia femoralis dan sebagainya.
2.Menurut isinya : hernia usus halus, hernia omentum, dan
sebagainya.
3.Menurut terlibat/tidaknya : hernia eksterna (hernia
ingunalis, hernia serofalis dan sebagainya).
Hernia inferna tidak terlihat dari luar (hernia
diafragmatika, hernia foramen winslowi, hernia obturatoria).
4.Menurut kausanya : hernia congenital, hernia traumatika,
hernia visional dan sebagainya.
5.Menurut keadaannya : hernia responbilis, hernia
irreponibilis, hernia inkarserata, hernia strangulata.
6.Menurut nama penemunya :
a.Hernia Petit (di daerah lumbosakral)
b.Hernia Spigelli (terjadi pada lenea semi sirkularis) di
atas penyilangan rasa epigastrika inferior pada muskulus rektus abdominis
bagian lateral.
c.Hernia Richter : yaitu hernia dimana hanya sebagian
dinding usus yang terjepit.
7.Beberapa hernia lainnya :
a.Hernia Pantrolan adalah hernia inguinalis dan hernia
femoralis yang terjadi pada satu sisi dan dibatasi oleh rasa epigastrika
inferior.
b.Hernia Skrotalis adalah hernia inguinalis yang isinya
masuk ke skrotum secara lengkap.
c.Hernia Littre adalah hernia yang isinya adalah
divertikulum Meckeli.
Tanda dan Gejala Hernia
Umumnya penderita mengeluhkan turun berok, burut atau
kelingsir atau menyatakan adanya benjolan di selakanganya/kemaluan, benjolan
itu bisa mengecil atau menghilang, dan bila menangis mengejan waktu
defekasi/miksi, mengangkat benda berat akan timbul kembali. Dapat pula
ditemukan rasa nyeri pada benjolan atau gejala muntah dan mual bila telah ada
komplikasi.
Manifestasi Klinis dan Pemeriksaan Penunjang
1. Manifestasi klinis
a. Tampak benjolan di lipat paha.
b. Bila isinya terjepit akan menimbulkan perasaan sakit di
tempat itu disertai perasaan mual.
c. Bila terjadi hernia inguinalis stragulata perasaan sakit
akan bertambah hebat serta kulit di atasnya menjadi merah dan panas.
d. Hernia femoralis kecil mungkin berisi dinding kandung kencing sehingga
menimbulkan gejala sakit kencing (disuria) disertai hematuria (kencing darah)
disamping benjolan di bawah sela paha.
e. Hernia diafragmatika menimbulkan perasaan sakit di daerah
perut disertai sasak nafas.
f. Bila pasien mengejan atas batuk maka benjolan hernia akan
bertambah besar.
(Oswari, 2000 : 218)
Pathways
Patofisiologi
Defek pada dinding otot mungkin kongenital karena melemahkan
jaringan atau ruang luas pada ligamen inguinal atau dapat disebabkan oleh trauma. Tekanan intra abdominal paling
umum meningkat sebagai akibat dari kehamilan atau kegemukan. Mengangkat berat
juga menyebabkan peningkatan tekanan, seperti pada batuk dan cidera traumatik
karena tekanan tumpul. Bila dua dari faktor ini ada bersama dengan kelemahan
otot, individu akan mengalami hernia.
Hernia inguinalis indirek, hernia ini terjadi melalui cincin
inguinal dan melewati korda spermatikus melalui kanalis inguinalis. Ini umumya
terjadi pada pria dari pada wanita.
Insidennya tinggi pada bayi dan anak kecil. Hernia ini dapat
menjadi sangat besar dan sering turun ke skrotum.
Hernia inguinalis direk, hernia ini melewati dinding abdomen
di area kelemahan otot, tidak melalui kanal seperti pada hernia inguinalis dan
femoralis indirek. Ini lebih umum pada lansia. Hernia inguinalis direk secara
bertahap terjadi pada area yang lemah ini karena defisiensi kongenital.
Hernia femoralis, hernia femoralis terjadi melalui cincin
femoral dan lebih umum pada wanita dari pada pria. Ini mulai sebagai penyumbat
lemak di kanalis femoralis yang membesar dan secara bertahap menarik peritonium
dan hampir tidak dapat dihindari kandung kemih masuk ke dalam kantung. Ada
insiden yang tinggi dari inkar serata dan strangulasi dengan tipe hernia ini
Hernia embilikalis, hernia imbilikalis pada orang dewasa
lebih umum pada wanita dan karena peningkatan tekanan abdominal. Ini biasanya
terjadi pada klien gemuk dan wanita multipara (Ester, 2002 : 53)
Hernia umbilicalis terjadi karena kegagalan orifisium
umbilikal untuk menutup (Nettina, 2001 : 253)
Bila tekanan dari cincin hernia (cincin dari jaringan otot
yang dilalui oleh protusi usus) memotong suplai darah ke segmen hernia dari
usus, usus menjadi terstrangulasi. Situasi ini adalah kedaruratan bedah karena
kecuali usus terlepas, usus ini cepat menjadi gangren karena kekurangan suplai
darah (Ester, 2002 : 55).
Pembedahan sering dilakukan terhadap hernia yang besar atau
terdapat resiko tinggi untuk terjadi inkarserasi. Suatu tindakan herniorrhaphy
terdiri atas tindakan menjepit defek di dalam fascia. Akibat dan keadaan post
operatif seperti peradangan, edema dan perdarahan, sering terjadi pembengkakan
skrotum. Setelah perbaikan hernia inguinal indirek. Komplikasi ini sangat
menimbulkan rasa nyeri dan pergerakan apapun akan membuat pasien tidak nyaman,
kompres es akan membantu mengurangi nyeri (Long. 1996 : 246).
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diameter anulus inguinalis
Pemeriksaan penunjang
a. Sinar X abdomen menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam
usus/ obstruksi usus.
b. Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat
menunjukkan hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit), peningkatan sel darah
putih dan ketidak seimbangan elektrolit.
Pengkajian Keperawatan pada Hernia
Aktivitas/istirahat
Gejala :
- Riwayat pekerjaan yang perlu mengangkat berat, duduk,
mengemudi dan waktu lama
- Membutuhkan papan/matras yang keras saat tidur
- Penurunan rentang gerak dan ekstremitas pada salah satu
bagian tubuh
- Tidak mampu melakukan aktivitas yang biasanya dilakukan.
Tanda : Atrofi otot pada bagian tubuh yang terkena gangguan
dalam berjalan
Eliminasi
Gejala : konstipasi dan adanya inkartinensia/retensi urine
Integritas Ego
Gejala : ketakutan akan timbulnya paralisis, ansietas,
masalah pekerjaan finansial
keluarga
Tanda : tampak cemas, depresi, menghindar dari keluarga
Neurosensori
Gejala : kesemutan, kekakuan, kelemahan dari tangan/kaki
Tanda : penurunan reflek tendon dalam, kelemahan otot,
hipotonia. Nyeri tekan/spasme otot paravertebralis, penurunan persepsi nyeri
Kenyamanan
Gejala : nyeri seperti tertusuk pisau, yang akan semakin
memburuk dengan adanya batuk, bersin, defekasi, nyeri yang tidak ada hentinya,
nyeri yang menjalar ke kaki, bokong, bahu/lengan, kaku pada leher.
(Doenges, 1999 : 320-321)
Post Operasi
Status Pernapasan
- Frekuensi, irama dan ke dalaman
- Bunyi napas
- Efektifitas upaya batuk
Status Nutrisi
- Status bising usus, mual, muntah
Status Eliminasi
- Distensi abdomen pola BAK/BAB
Kenyamanan
- Tempat pembedahan, jalur invasif, nyeri, flatus
Kondisi Luka
- Keadaan/kebersihan balutan
- Tanda-tanda peradangan
- drainage
Aktifitas
- Tingkat kemandirian dan respon terhadap aktivitas
Penatalaksanaan Hernia
- Pada hernia inguinalis lateralis reponibilis maka
dilakukan tindakan bedah efektif karena ditakutkan terjadi komplikasi.
- Pada yang ireponibilis, maka diusahakan agar isi hernia
dapat dimasukkan kembali. Pasien istirahat baring dan dipuasakan atau mendapat
diit halus. Dilakukan tekanan yang kontinyu pada benjolan misalnya dengan
bantal pasir. Baik juga dilakukan kompres es untuk mengurangi pembengkakan.
Lakukan usaha ini berulang-ulang sehingga isi hernia masuk untuk kemudian
dilakukan bedah efektif di kemudian hari atau menjadi inkarserasi.
- Pada inkerserasi dan strangulasi maka perlu dilakukan
bedah darurat.
Tindakan bedah pada hernia ini disebut herniotomi (memotong
hernia dan herniorafi (menjahit kantong hernia). Pada bedah efektif manalis
dibuka, isi hernia dimasukkan,kantong diikat dan dilakukan “bassin plasty”
untuk memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.
Pada bedah darurat, maka prinsipnya seperti bedah efektif.
Cincin hernia langsung dicari dan dipotong. Usus dilihat apakah vital/tidak.
Bila tidak dikembalikan ke rongga perut dan bila tidak dilakukan reseksi usus
dan anastomois “end to end”.
a. Hernia yang terstrangulasi atau inkarserata dapat secara
mekanis berkurang. Suatu penokong dapat digunakan untuk mempertahankan hernia
berkurang. Penyokong ini adalah bantalan yang diikatkan ditempatnya dengan
sabuk. Bantalan ditempatkan di atas hernia setelah hernia dikurangi dan
dibiarkan ditempatnya untuk mencegah hernia dan kekambuhan. Klien harus secara
cermat memperhatikan kulit di bawah penyokong untuk memanifestasikan kerusakan
(Long, 1996 : 246)
b. Perbaikan hernia dilakukan dengan menggunakan insisi
kecil secara langsung di atas area yang lemah. Usus ini kemudian dikembalikan
ke rongga perintal, kantung hernia dibuang dan otot ditutup dengan kencang di
atas area tersebut. Hernia diregion inguinal biasanya diperbaikan hernia saat
ini dilakukan sebagai prosedur rawat jalan. (Ester,
2002 : 54).
1.Nyeri (khususnya dengan mengedan) yang berhubungan dengan
kondisi hernia atau intervensi pembedahan.
Hasil yang diperkirakan : dalam 1 jam intervensi, persepsi
subjektif klien tentang ketidaknyamanan menurun seperti ditunjukkan skala
nyeri.
Indikator objektif seperti meringis tidak ada/menurun.
a.Kaji dan catat nyeri, perhatikan lokasi, intensitas (skala
0 – 10) dan faktor
pemberat/penghilang
b.Beritahu pasien untuk menghindari mengejan, meregang,
batuk dan mengangkat benda yang berat.
c.Ajarkan pasien pemasangan penyokong skrotum/kompres es
yang sering diprogramkan untuk membatasi edema dan mengendalikan nyeri.
e. Pantau tanda-tanda vital
f. Berikan tindakan kenyamanan, misal gosokan punggung,
pembebatan insisi selama perubahan posisi, lingkungan tenang.
g.Berikan analgesik sesuai program.
Rasional :
a. Nyeri insisi bermakna pada pasca operasi awal, diperberat
oleh pergerakan, batuk, distensi abdomen, mual.
b. Intervensi diri pada kontrol nyeri memudahkan pemulihan
otot/jaringan dengan menurunkan tegangan otot dan memperbaiki sirkulasi
c. Perdarahan pada jaringan, bengkak, inflamasi lokal
atau terjadinya infeksi dapat menyebabkan peningkatan nyeri insisi.
d. Respon autonemik meliputi perubahan pada TD, nadi dan
pernapasan yang berhubungan dengan keluhan/penghilang nyeri. Abnormalitas tanda
vital terus menerus memerlukan evaluasi lanjut.
e. Memberikan dukungan relaksasi, memfokuskan ulang
perhatian, meningkatkan rasa kontrol dan kemampuan koping.
f. Mengontrol/mengurangi nyeri untuk meningkatkan istirahat
dan meningkatkan kerjasama dengan aturan terapeutik
2.Retensi urine (resiko terhadap hal yang sama) yang
berhubungan dengan nyeri, trauma dan penggunaan anestetik selama pembedahan
abdomen. Hasil yang diperkirakan : dalam
8-10 jam pembedahan, pasien berkemih tanpa kesulitan. Haluaran urine 100
ml selama setiap berkemih dan adekuat (kira-kira 1000-1500 ml) selama periode
24 jam.
a.Kaji dan catat distensi suprapubik atau keluhan pasien
tidak dapat berkemih.
b.Pantau haluarna urine. Catat dan laporkan berkemih yang
sering < 100 ml dalam suatu waktu.
c.Permudah berkemih dengan mengimplementasikan : pada posisi
normal untuk berkemih rangsang pasien dengan mendengar air mengalir/tempatkan
pada baskom hangat.
3.Kurang pengetahuan : potensial komplikasi GI yang
berkenaan dengan adanya hernia dan tindakan yang dapat mencegah kekambuhan
mereka. Hasil yang diperkirakan :
setelah instruksi, pasien mengungkapkan pengetahuan tentang tanda dan
gejala komplikasi GI dan menjalankan tindakan yang diprogramkan oleh
pencegahan.
a.Ajarkan pasien untuk waspada dan melaporkan nyeri berat,
menetap, mual dan muntah, demam dan distensi abdomen, yang dapat memperberat
awitan inkarserasi/strangulasi usus.
b.Dorong pasien untuk mengikuti regumen medis : penggunaan
dekker atau penyokong lainnya dan menghindari mengejan meregang, konstipasi dan mengangkat benda yang berat.
c.Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi diit tinggi residu atau
menggunakan suplement diet serat untuk mencegah konstipasi, anjurkan masukan
cairan sedikitnya 2-3 l/hari untuk meningkatkan konsistensi feses lunak.
d.Beritahu pasien mekanika tubuh yang tepat untuk bergerak
dan mengangkat.
2. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan
berhubungan dengan hemoragi
Intervensi :
a. Pantau tanda-tanda vital dengan sering, perhatikan
peningkatan nadi, perubahan TD
postural, takipnea, dan ketakutan. Periksa balutan dan luka
dengan sering selama 24 jam
terhadap tanda-tanda darah merah terang atau bengkak insisi
berlebihan
b. Palpasi nadi perifer. Evaluasi pengisian kapiler, turgor
kulit, dan status membran
mukosa.
c. Perhatikan adanya edema
d. Pantau masukan dan haluaran (mencakup semua sumber :
misal emesis, selang, diare),
perhatikan haluaran urine
e. Pantau suhu
f. Tinjau ulang penyebab pembedahan dan kemungkinan efek
samping pada
keseimbangan cairan.
g. Berikan cairan, darah, albumin, elektrolit sesuai
indikasi.
Rasional :
a. Tanda-tanda awal hemorasi usus dan/ atau pembentukan
hematoma yang dapat
menyebabkan syok hipovotemik
b. Memberikan informasi tentang volume sirkulasi umum dan
tingkat dehidrasi
c. Edema dapat terjadi karena pemindahan cairan berkenaan
dengan penurunan kadar
albumen serum/protein.
d. Indikator langsung dari hidrasi/perjusi organ dan fungsi.
Memberikan pedoman untuk
penggantian cairan
e. Demam rendah umum terjadi selama 24 – 48 jam pertama dan
dapat menambah
kehilangan cairan
f. Mengeksaserbasi cairan dan kehilangan elektrolit
g. Mempertahankan volume sirkulasi dan keseimbangan
elektrolit.
3. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan
ketidakadekuatan pertahanan primer
Intervensi :
a. Pantau tnda-tanda vital, perhatikan peningkatan suhu.
b. Observasi penyatuan luka, karakter drainase, adanya
inflamasi
c. Observasi terhadap tanda/gejala peritonitas, misal :
demam, peningkatan nyeri, distensi
abdomen
d. Pertahankan perawatan luka aseptik, pertahankan balutan
kering
e. Berikan obat-obatan sesuai indikasi :
Antibiotik, misal : cefazdine (Ancel)
Rasional :
a. Suhu malam hari memuncak yang kembali ke normal pada pagi
hari adalah
karakteristik infeksi.
b. Perkembangan infeksi dapat memperlambat pemulihan
c. Meskipun persiapan usus dilakukan sebelum pembedahan
elektif, peritonitas dapat
terjadi bila susu terganggu. Misal : ruptur pra operasi,
kebocoran anastromosis (pasca
operasi) atau bila pembedahan adalah darurat/akibat dari
luka kecelakaan
d. Melindungi pasien dari kontaminasi silang selama
penggantian balutan. Balutan basah
sebagai sumbu retrogad, menyerap kontaminasi eksternal.
e. Diberikan secara profilaktik dan untuk mengatasi infeksi.
4. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna/makan-makanan
Intervensi :
a. Tinjau faktor-faktor individual yang mempengaruhi
kemampuan untuk
mencerna/makan makanan, misal : status puasa, mual.
b. Aukultasi bising usus palpasi abdomen. Catat pasase
flatus.
c. Identifikasi kesukaan/ketidaksukaan diet dari pasien. Anjurkan
pilihan makanan tinggi
protein dan vitamin C
d. Berikan cairan IU, misal : albumin. Lipid, elektrolit
Rasional :
a. Mempengaruhi pilihan intervensi
b. Menentukan kembalinya peristaltik (biasanya dalam 2 – 4
hari)
c. Meningkatkan kerjasama pasien dengan aturan diet,
protein/vitamin C adalah
kontributor utama untuk pemeliharaan jaringan dan perbaikan.
Malnutrisi adalah faktor dalam menurunkan pertahanan terhadap infeksi
d. Memperbaiki keseimbangan cairan dan elektrolit. Inflamasi
usus, erosi mukosa,
infeksi.
5. Ketakutan/ansietas berhubungan dengan perubahan status
kesehatan
Intervensi :
a. Awasi respon fisiologis, misal : takipnea, palpitasi,
pusing, sakit kepala, sensasi
kesemutan.
b. Dorong pernyataan takut dan ansietas : berikan umpan
balik.
c. Berikan informasi akurat, nyata tentang apa yang
dilakukan, misal : sensasi yang diharapkan, prosedur biasa
d. Dorong orang terdekat tinggal dengan pasien, berespon
terhadap tanda panggilan dengan cepat. Gunakan sentuhan dan kontak mata dengan
cepat
e. Tunjukkan teknik relaksasi, contoh : visualisasi, latihan
napas dalam, bimbingan imajinasi
f. Berikan obat sesuai dengan indikasi, misal : Diazepam
(valium), klurazepat
(Tranxene), alprazolan (Xanax)
Rasional :
a. Dapat menjadi indikatif derajat takut yang dialami pasien
tetapi dapat juga
berhubungan dengan kondisi fisik/status syok
b. Membuat hubungan terapeutik. Membantu pasien menerima
perasaan dan memberikan kesempatan untuk memperjelas kesalahan konsep
c. Melibatkan pasien dalam rencana asuhan dan menurunkan
ansietas yang tak perlu tentang ketidaktahuan.
d. Membantu menurunkan takut melalui pengalaman menakutkan
menjadi seorang diri.
e. Belajar cara untuk rileks dapat menurunkan takut dan
ansietas
f. Sedatif/transquilizer dapat digunakan kadang-kadang untuk
menurunkan ensietas dan meningkatkan istirahat, khususnya pada pasien ulkus.
Daftar Pustaka
Kapita Selekta Kedokteran. Edisi II. Medica Aesculaplus FK
UI. 1998.
Keperawatan Medikal Bedah. Swearingen. Edisi II. EGC. 2001.
Keperawatan Medikal Bedah. Charlene J. Reeves, Bayle Roux,
Robin Lockhart. Penerjemah Joko Setyono. Penerbit Salemba Media. Edisi I.
2002.
Brunner & Suddarth, 2002, Keperawatan Medikal Bedah
Edisi 8 Vol. 1, EGC, Jakarta.
Barbara C. Lag, 1996, Keperawatan Medikal Bedah Bagian I dan
3, Yayasan TAPK Pengajaraan, Bandung.
Mansjoer, Arif dkk., 2001, Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3
Jilid I, Medica Aesculapius FKUI, Jakarta.
R. Syamsuhidayat & Wim de Jong, 2001, Buku Ajar Ilmu
Bedah Edisi Revisi, EGC, Jakarta.
Patrick, et all. Medical Surgical Nursing
(Pathophysiological Concepts). Second Edition, J.B. Lippincott Company. Spokane
Washington. 1991. Page 1644.
Sandra M. Nettina. The Lippincott (Manual of Nursing
Practice) Sixth Edition, Lippincott. Philadelphia New York. 1996. Part II page
506 – 507, 524 – 525.
January 10th, 2011
.
Askep Fraktur Femur
.
Definisi Fraktur Femur
Fraktur femur adalah rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat
disebabkan oleh trauma langsung, kelelahan otot, kondisi-kondisi tertentu
seperti degenerasi tulang / osteoporosis.
Persendian panggul merupakan bola dan mangkok sendi dengan
acetabulum bagian dari femur, terdiri dari : kepala, leher, bagian terbesar dan
kecil, trokhanter dan batang, bagian terjauh dari femur berakhir pada kedua kondilas. Kepala femur masuk
acetabulum. Sendi panggul dikelilingi oleh kapsula fibrosa, ligamen dan otot.
Suplai darah ke kepala femoral merupakan hal yang penting pada faktur hip.
Suplai darah ke femur bervariasi menurut usia. Sumber utamanya arteri retikuler
posterior, nutrisi dari pembuluh darah dari batang femur meluas menuju daerah
tronkhanter dan bagian bawah dari leher femur.
Klasifikasi Fraktur
Ada 2 type dari fraktur femur, yaitu :
1. Fraktur Intrakapsuler; femur yang terjadi di dalam tulang sendi, panggul dan kapsula.
• Melalui kepala femur (capital fraktur)
• Hanya di bawah kepala femur
• Melalui leher dari femur
1. Fraktur Intrakapsuler; femur yang terjadi di dalam tulang sendi, panggul dan kapsula.
• Melalui kepala femur (capital fraktur)
• Hanya di bawah kepala femur
• Melalui leher dari femur
2. Fraktur Ekstrakapsuler;
• Terjadi di luar sendi dan kapsul, melalui trokhanter femur yang lebih besar/yang lebih kecil /pada daerah intertrokhanter.
• Terjadi di bagian distal menuju leher femur tetapi tidak lebih dari 2 inci di bawah trokhanter kecil.
• Terjadi di luar sendi dan kapsul, melalui trokhanter femur yang lebih besar/yang lebih kecil /pada daerah intertrokhanter.
• Terjadi di bagian distal menuju leher femur tetapi tidak lebih dari 2 inci di bawah trokhanter kecil.
Patofisiologi Fraktur
Penyebab Fraktur Adalah Trauma
Fraktur patologis; fraktur yang diakibatkan oleh trauma minimal atau tanpa trauma berupa
yang disebabkan oleh suatu proses., yaitu :
• Osteoporosis Imperfekta
• Osteoporosis
• Penyakit metabolik
Fraktur patologis; fraktur yang diakibatkan oleh trauma minimal atau tanpa trauma berupa
yang disebabkan oleh suatu proses., yaitu :
• Osteoporosis Imperfekta
• Osteoporosis
• Penyakit metabolik
Trauma
Dibagi menjadi dua, yaitu :
Trauma langsung, yaitu benturan pada tulang. Biasanya penderita terjatuh dengan posisi miring dimana daerah trokhanter mayor langsung terbentur dengan benda keras (jalanan).
Trauma tak langsung, yaitu titik tumpuan benturan dan fraktur berjauhan, misalnya jatuh terpeleset di kamar mandi pada orangtua.
Dibagi menjadi dua, yaitu :
Trauma langsung, yaitu benturan pada tulang. Biasanya penderita terjatuh dengan posisi miring dimana daerah trokhanter mayor langsung terbentur dengan benda keras (jalanan).
Trauma tak langsung, yaitu titik tumpuan benturan dan fraktur berjauhan, misalnya jatuh terpeleset di kamar mandi pada orangtua.
Tanda Dan Gejala Fraktur
• Nyeri hebat di tempat fraktur
• Tak mampu menggerakkan ekstremitas bawah
• Rotasi luar dari kaki lebih pendek
• Diikuti tanda gejala fraktur secara umum, seperti : fungsi berubah, bengkak, kripitasi, sepsis pada fraktur terbuka, deformitas.
• Tak mampu menggerakkan ekstremitas bawah
• Rotasi luar dari kaki lebih pendek
• Diikuti tanda gejala fraktur secara umum, seperti : fungsi berubah, bengkak, kripitasi, sepsis pada fraktur terbuka, deformitas.
Penatalaksanaan Medik Fraktur
• X.Ray
• Bone scans, Tomogram, atau MRI Scans
• Arteriogram : dilakukan bila ada kerusakan vaskuler.
• CCT kalau banyak kerusakan otot.
• Bone scans, Tomogram, atau MRI Scans
• Arteriogram : dilakukan bila ada kerusakan vaskuler.
• CCT kalau banyak kerusakan otot.
Traksi
Penyembuhan fraktur bertujuan mengembalikan fungsi tulang yang patah dalam
jangka waktu sesingkat mungkin
Metode Pemasangan traksi:
Traksi Manual
Tujuan : Perbaikan dislokasi, Mengurangi fraktur, Pada keadaan Emergency.
Dilakukan dengan menarik bagian tubuh.
Metode Pemasangan traksi:
Traksi Manual
Tujuan : Perbaikan dislokasi, Mengurangi fraktur, Pada keadaan Emergency.
Dilakukan dengan menarik bagian tubuh.
Traksi Mekanik
Ada dua macam, yaitu :
Traksi Kulit
Dipasang pada dasar sistem skeletal untuk struktur yang lain, misalnya: otot. Traksi kulit terbatas
untuk 4 minggu dan beban < 5 kg.
Untuk anak-anak waktu beban tersebut mencukupi untuk dipakai sebagai fraksi definitif, bila tidak diteruskan dengan pemasangan gips.
Traksi Kulit
Dipasang pada dasar sistem skeletal untuk struktur yang lain, misalnya: otot. Traksi kulit terbatas
untuk 4 minggu dan beban < 5 kg.
Untuk anak-anak waktu beban tersebut mencukupi untuk dipakai sebagai fraksi definitif, bila tidak diteruskan dengan pemasangan gips.
Traksi Skeletal
Merupakan traksi definitif pada orang dewasa yang merupakan
balanced traction. Dilakukan untuk menyempurnakan luka operasi dengan kawat
metal atau penjepit melalui tulang/jaringan metal.
Kegunaan Pemasangan Traksi
Traksi yang dipasang pada leher, di tungkai, lengan atau
panggul, kegunaannya :
• Mengurangi nyeri akibat spasme otot
• Memperbaiki dan mencegah deformitas
• Immobilisasi
• Difraksi penyakit (dengan penekanan untuk nyeri tulang sendi).
• Mengencangkan pada perlekatannya.
• Mengurangi nyeri akibat spasme otot
• Memperbaiki dan mencegah deformitas
• Immobilisasi
• Difraksi penyakit (dengan penekanan untuk nyeri tulang sendi).
• Mengencangkan pada perlekatannya.
Macam – Macam Traksi
Traksi Panggul
Disempurnakan dengan pemasangan sebuah ikat pinggang di atas untuk mengikat puncak iliaka.
Disempurnakan dengan pemasangan sebuah ikat pinggang di atas untuk mengikat puncak iliaka.
Traksi Ekstension (Buck’s Extention)
Lebih sederhana dari traksi kulit dengan menekan lurus satu kaki ke dua kaki. Digunakan untuk immibilisasi tungkai lengan untuk waktu yang singkat atau untuk mengurangi spasme otot.
Lebih sederhana dari traksi kulit dengan menekan lurus satu kaki ke dua kaki. Digunakan untuk immibilisasi tungkai lengan untuk waktu yang singkat atau untuk mengurangi spasme otot.
Traksi Russell’s
Traksi ini digunakan untuk frakstur batang femur. Kadang-kadang juga digunakan untuk terapi nyeri punggung bagian bawah. Traksi kulit untuk skeletal yang biasa digunakan.
Traksi ini dibuat sebuah bagian depan dan atas untuk menekan kaki dengan pemasangan vertikal pada lutut secara horisontal pada tibia atau fibula.
Traksi ini digunakan untuk frakstur batang femur. Kadang-kadang juga digunakan untuk terapi nyeri punggung bagian bawah. Traksi kulit untuk skeletal yang biasa digunakan.
Traksi ini dibuat sebuah bagian depan dan atas untuk menekan kaki dengan pemasangan vertikal pada lutut secara horisontal pada tibia atau fibula.
Traksi khusus untuk anak-anak
Penderita tidur terlentang 1-2 jam, di bawah tuberositas tibia dibor dengan steinman pen, dipasang staples pada steiman pen. Paha ditopang dengan thomas splint, sedang tungkai bawah ditopang atau Pearson attachment. Tarikan dipertahankan sampai 2 minggu atau lebih, sampai tulangnya membentuk callus yang cukup. Sementara itu otot-otot paha dapat dilatih secara aktif.
Penderita tidur terlentang 1-2 jam, di bawah tuberositas tibia dibor dengan steinman pen, dipasang staples pada steiman pen. Paha ditopang dengan thomas splint, sedang tungkai bawah ditopang atau Pearson attachment. Tarikan dipertahankan sampai 2 minggu atau lebih, sampai tulangnya membentuk callus yang cukup. Sementara itu otot-otot paha dapat dilatih secara aktif.
Pengkajian Keperawatan
1. Riwayat keperawatan
a. Riwayat perjalanan penyakit
• Keluhan utama klien datang ke RS atau pelayanan kesehatan
• Apa penyebabnya, kapan terjadinya kecelakaan atau trauma
• Bagaimana dirasakan, adanya nyeri, panas, bengkak
• Perubahan bentuk, terbatasnya gerakan
• Kehilangan fungsi
• Apakah klien mempunyai riwayat penyakit osteoporosis
b. Riwayat pengobatan sebelumnya
• Apakan klien pernah mendapatkan pengobatan jenis kortikosteroid dalam jangka waktu lama
• Apakah klien pernah menggunakan obat-obat hormonal, terutama pada wanita
• Berapa lama klien mendapatkan pengobatan tersebut
• Kapan klien mendapatkan pengobatan terakhir
c. Proses pertolongan pertama yang dilakukan
• Pemasangan bidai sebelum memindahkan dan pertahankan gerakan diatas/di bawah tulang yang fraktur sebelum dipindahkan
• Tinggikan ekstremitas untuk mengurangi edema
2. Pemeriksaan fisik
a. Mengidentifikasi tipe fraktur
b. Inspeksi daerah mana yang terkena
- Deformitas yang nampak jelas
- Edema, ekimosis sekitar lokasi cedera
- Laserasi
- Perubahan warna kulit
- Kehilangan fungsi daerah yang cidera
c. Palpasi
• Bengkak, adanya nyeri dan penyebaran
• Krepitasi
• Nadi, dingin
• Observasi spasme otot sekitar daerah fraktur
a. Riwayat perjalanan penyakit
• Keluhan utama klien datang ke RS atau pelayanan kesehatan
• Apa penyebabnya, kapan terjadinya kecelakaan atau trauma
• Bagaimana dirasakan, adanya nyeri, panas, bengkak
• Perubahan bentuk, terbatasnya gerakan
• Kehilangan fungsi
• Apakah klien mempunyai riwayat penyakit osteoporosis
b. Riwayat pengobatan sebelumnya
• Apakan klien pernah mendapatkan pengobatan jenis kortikosteroid dalam jangka waktu lama
• Apakah klien pernah menggunakan obat-obat hormonal, terutama pada wanita
• Berapa lama klien mendapatkan pengobatan tersebut
• Kapan klien mendapatkan pengobatan terakhir
c. Proses pertolongan pertama yang dilakukan
• Pemasangan bidai sebelum memindahkan dan pertahankan gerakan diatas/di bawah tulang yang fraktur sebelum dipindahkan
• Tinggikan ekstremitas untuk mengurangi edema
2. Pemeriksaan fisik
a. Mengidentifikasi tipe fraktur
b. Inspeksi daerah mana yang terkena
- Deformitas yang nampak jelas
- Edema, ekimosis sekitar lokasi cedera
- Laserasi
- Perubahan warna kulit
- Kehilangan fungsi daerah yang cidera
c. Palpasi
• Bengkak, adanya nyeri dan penyebaran
• Krepitasi
• Nadi, dingin
• Observasi spasme otot sekitar daerah fraktur
Diagnosa Keperawatan pada Fraktur
Femur
1. Resiko terjadinya syok s/d perdarahan yg banyak
2. Gangguan rasa nyaman: Nyeri s/d perubahan fragmen tulang, luka pada jaringan lunak, pemasangan back slab, stress, dan cemas, Potensial infeksi sehubungan dengan luka terbuka.
3. Gangguan aktivitas sehubungan dengan kerusakan neuromuskuler skeletal, nyeri, immobilisasi.
4. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosa, dan pengobatan sehubungan dengan kesalahan dalam penafsiran, tidak familier dengan sumber informasi.
2. Gangguan rasa nyaman: Nyeri s/d perubahan fragmen tulang, luka pada jaringan lunak, pemasangan back slab, stress, dan cemas, Potensial infeksi sehubungan dengan luka terbuka.
3. Gangguan aktivitas sehubungan dengan kerusakan neuromuskuler skeletal, nyeri, immobilisasi.
4. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosa, dan pengobatan sehubungan dengan kesalahan dalam penafsiran, tidak familier dengan sumber informasi.
Rencana Keperawatan
Diagnosa 1
Resiko terjadinya syok s/d perdarahan yg banyak
Intervensi
Indenpenden:
a)Observasi tanda-tanda vital.
b)Mengkaji sumber, lokasi, dan banyaknya per darahan
c)Memberikan posisi supinasi
d)Memberikan banyak cairan (minum)
Kolaborasi:
a)Pemberian cairan per infus
b)Pemberian obat koagulan sia (vit.K, Adona) dan penghentian perdarahan dgn fiksasi.
c)Pemeriksaan laboratorium (Hb, Ht)
Rasional:
a)Untuk mengetahui tanda-tanda syok sedini mungkin
b)Untuk menentukan tindak an
c)Untuk mengurangi perdarahan dan mencegah kekurangan darah ke otak.
d)Untuk mencegah kekurangan cairan
(mengganti cairan yang hilang)
e)Pemberian cairan perinfus.
f)Membantu proses pembekuan darah dan untuk menghentikan perdarahan.
g)Untuk mengetahui kadar Hb, Ht apakah perlu transfusi atau tidak.
Resiko terjadinya syok s/d perdarahan yg banyak
Intervensi
Indenpenden:
a)Observasi tanda-tanda vital.
b)Mengkaji sumber, lokasi, dan banyaknya per darahan
c)Memberikan posisi supinasi
d)Memberikan banyak cairan (minum)
Kolaborasi:
a)Pemberian cairan per infus
b)Pemberian obat koagulan sia (vit.K, Adona) dan penghentian perdarahan dgn fiksasi.
c)Pemeriksaan laboratorium (Hb, Ht)
Rasional:
a)Untuk mengetahui tanda-tanda syok sedini mungkin
b)Untuk menentukan tindak an
c)Untuk mengurangi perdarahan dan mencegah kekurangan darah ke otak.
d)Untuk mencegah kekurangan cairan
(mengganti cairan yang hilang)
e)Pemberian cairan perinfus.
f)Membantu proses pembekuan darah dan untuk menghentikan perdarahan.
g)Untuk mengetahui kadar Hb, Ht apakah perlu transfusi atau tidak.
Diagnosa 2
Gangguan rasa nyaman:
Nyeri s/d perubahan fragmen tulang, luka pada jaringan lunak, pemasangan back slab, stress, dan cemas
Intervensi
Independen:
a) Mengkaji karakteristik nyeri : lokasi, durasi, intensitas nyeri dengan menggunakan skala nyeri (0-10)
b) Mempertahankan immobilisasi (back slab)
c) Berikan sokongan (support) pada ektremitas yang luka.
d) Menjelaskan seluruh prosedur di atas
Kolaborasi:
e) Pemberian obat-obatan analgesik
Rasional
a) Untuk mengetahui tingkat rasa nyeri sehingga dapat menentukan jenis tindak annya.
b) Mencegah pergeseran tulang dan penekanan pada jaringan yang luka.
c) Peningkatan vena return, menurunkan edem, dan mengurangi nyeri.
d) Untuk mempersiapkan mental serta agar pasien berpartisipasi pada setiap tindakan yang akan dilakukan.
e) Mengurangi rasa nyeri
Gangguan rasa nyaman:
Nyeri s/d perubahan fragmen tulang, luka pada jaringan lunak, pemasangan back slab, stress, dan cemas
Intervensi
Independen:
a) Mengkaji karakteristik nyeri : lokasi, durasi, intensitas nyeri dengan menggunakan skala nyeri (0-10)
b) Mempertahankan immobilisasi (back slab)
c) Berikan sokongan (support) pada ektremitas yang luka.
d) Menjelaskan seluruh prosedur di atas
Kolaborasi:
e) Pemberian obat-obatan analgesik
Rasional
a) Untuk mengetahui tingkat rasa nyeri sehingga dapat menentukan jenis tindak annya.
b) Mencegah pergeseran tulang dan penekanan pada jaringan yang luka.
c) Peningkatan vena return, menurunkan edem, dan mengurangi nyeri.
d) Untuk mempersiapkan mental serta agar pasien berpartisipasi pada setiap tindakan yang akan dilakukan.
e) Mengurangi rasa nyeri
Diagnosa 3
Gangguan aktivitas sehubungan dengan kerusakan neuromuskuler
skeletal, nyeri, immobilisasi.
Independen:
a) Kaji tingkat immobilisasi yang disebabkan oleh edema dan persepsi pasien tentang immobilisasi tersebut.
b) Mendorong partisipasi dalam aktivitas rekreasi (menonton TV, membaca kora, dll ).
Independen:
a) Kaji tingkat immobilisasi yang disebabkan oleh edema dan persepsi pasien tentang immobilisasi tersebut.
b) Mendorong partisipasi dalam aktivitas rekreasi (menonton TV, membaca kora, dll ).
c) Menganjurkan pasien untuk melakukan latihan pasif dan
aktif pada yang cedera maupun yang tidak.
d) Membantu pasien dalam perawatan diri
e) Auskultasi bising usus, monitor kebiasa an eliminasi dan
menganjurkan agar b.a.b. teratur.
Kolaborasi:
a) Konsul dengan bagian fisioterapi
Pasien akan membatasi gerak karena salah persepsi (persepsi
tidak proposional)
b) Memberikan kesempatan untuk mengeluarkan energi,
memusatkan perhatian, meningkatkan perasaan mengontrol diri pasien dan membantu
dalam mengurangi isolasi sosial.
c) Meningkatkan aliran darah ke otot dan tulang untuk meningkatkan tonus otot, mempertahankan mobilitas sendi, mencegah kontraktur / atropi dan reapsorbsi Ca yang tidak digunakan.
d) Meningkatkan kekuatan dan sirkulasi otot, meningkatkan pasien dalam mengontrol situasi, meningkatkan kemauan pasien untuk sembuh.
e) Bedrest, penggunaan analgetika dan perubahan diit dapat menyebabkan penurunan peristaltik usus dan konstipasi.
f) Mempercepat proses penyembuhan, mencegah penurunan BB, karena pada immobilisasi biasanya terjadi penurunan BB (20 – 30 lb).
Catatan : Untuk sudah dilakukan traksi.
c) Meningkatkan aliran darah ke otot dan tulang untuk meningkatkan tonus otot, mempertahankan mobilitas sendi, mencegah kontraktur / atropi dan reapsorbsi Ca yang tidak digunakan.
d) Meningkatkan kekuatan dan sirkulasi otot, meningkatkan pasien dalam mengontrol situasi, meningkatkan kemauan pasien untuk sembuh.
e) Bedrest, penggunaan analgetika dan perubahan diit dapat menyebabkan penurunan peristaltik usus dan konstipasi.
f) Mempercepat proses penyembuhan, mencegah penurunan BB, karena pada immobilisasi biasanya terjadi penurunan BB (20 – 30 lb).
Catatan : Untuk sudah dilakukan traksi.
Untuk menentukan program latihan.
Diagnosa 4
Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosa, dan pengo-
batan sehubungan dengan kesalahan dalam pe- nafsiran, tidak familier dengan
sumber in- formasi.
Independen:
a) Menjelaskan tentang kelainan yang muncul prognosa, dan harapan yang akan datang.
b) Memberikan dukungan cara-cara mobilisasi dan ambulasi sebagaimana yang dianjurkan oleh bagian fisioterapi.
Independen:
a) Menjelaskan tentang kelainan yang muncul prognosa, dan harapan yang akan datang.
b) Memberikan dukungan cara-cara mobilisasi dan ambulasi sebagaimana yang dianjurkan oleh bagian fisioterapi.
c) Memilah-milah aktifitas yang bisa mandiri dan yang harus
dibantu.
d) Mengidentifikasi pelayanan umum yang tersedia seperti
team rehabilitasi, perawat keluarga (home care)
e) Mendiskusikan tentang perawatan lanjutan.
e) Mendiskusikan tentang perawatan lanjutan.
Rasional:
a) Pasien mengetahui kondisi saat ini dan hari depan
sehingga pasien dapat menentukan pilihan.
b) Sebagian besar fraktur memerlukan penopang dan fiksasi selama proses penyembuhan sehingga keterlambatan penyembuhan disebabkan oleh penggunaan alat bantu yang kurang tepat.
c) Mengorganisasikan kegiatan yang diperlu kan dan siapa yang perlu menolongnya. (apakah fisioterapi, perawat atau keluarga).
d) Membantu meng- fasilitaskan perawatan mandiri memberi support untuk mandiri.
b) Sebagian besar fraktur memerlukan penopang dan fiksasi selama proses penyembuhan sehingga keterlambatan penyembuhan disebabkan oleh penggunaan alat bantu yang kurang tepat.
c) Mengorganisasikan kegiatan yang diperlu kan dan siapa yang perlu menolongnya. (apakah fisioterapi, perawat atau keluarga).
d) Membantu meng- fasilitaskan perawatan mandiri memberi support untuk mandiri.
e) Penyembuhan fraktur tulang kemungkinan lama (kurang lebih
1 tahun) sehingga perlu disiapkan untuk perencanaan perawatan lanjutan dan
pasien koopratif.
Daftar Kepustakaan
Doenges M.E. (1989) Nursing Care Plan, Guidlines for
Planning Patient Care (2 nd ed ). Philadelpia, F.A. Davis Company.
Long; BC and Phipps WJ (1985) Essential of Medical Surgical
Nursing : A Nursing Process Approach St. Louis. Cv. Mosby Company.
salam kenal..................
This is the best pages I visit glad to be in your yard this remarkable I found your page on google
BalasHapusObat Herbal Kanker Kelenjar Getah Bening
Cara Menyembuhkan Kista Ovarium
Obat Tradisional Kanker Kelenjar Getah Bening
Obat Kanker Kelenjar Getah Bening Tradisional
Cara Mengobati Kanker Kelejar Getah Bening
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusThank you for the information gan, may be useful for all of us.
BalasHapusGreetings from us:
Links We wish Beneficial For Information About Health.
Cara Mengobati Insomnia Atau Susah Tidur
Obat Herbal Infeksi Saluran Kencing
Obat Tradisional Gondok Di Leher
Cara Mengobati Stroke Berat Secara Alami
Obat Herbal Usus Buntu Tanpa Operasi
Cara Mengobati Kolesterol Paling Cepat Dan Alami
We Wait Further Information gan ....
information you provide on this day so inspiring so thank you.
BalasHapusObat Alami Brain Care Capsule Green World
Penyebab Utama Kanker Paru-Paru
Cara Mengobati Penyakit Vertigo Sebelah Secara Alami
14 Gejala Penyakit Batu Empedu
Cara Mengobati Gangguan Pendengaran Secara Alami
Good artcle, Thanks for the information with us
BalasHapusObat-Tradisional-Ambeien-Ampuh-Secara-Alami
Cara-Mengobati-BAB-Berdarah-Secara-Alami
Cara-Melancarkan-Buang-Air-Besar-Akibat-Penyakit-Ambeien
Cara-Menghilangkan-Benjolan-Di-Anus-Tanpa-Operasi
Thanks for all, I'm glad to be able to read your article.
BalasHapusmay be useful.
Agen-Resmi-Jelly-Gamat-QnC-kota-bukittinggi
Agen-Resmi-Jelly-Gamat-QnC-kota-padang-panjang-
Agen-Resmi-Jelly-Gamat-QnC-kota-pariaman
Exceptional information, thanks. We wait for more information
BalasHapusCara Menghilangkan Panu Secara Efektif
Agen Resmi Jelly Gamat Qnc Kota Jayapura Papua
Banyaknya Penyebab Jerawat Yang Penting Diketahui
Cara Yang Dapat Anda Lakukan Untuk Mengatasi Kerutan Pada Wajah
Brain tumors are dangerous, its a condition that may have claimed the lives of many people. This is such a nice and great post, a page that is providing the readers with very professional and interesting information. Cultivating and maintaining Flower beds in 10 Private Schools Thank you and kindly keep sharing.
BalasHapusExceptional information, thanks. We wait for more information
BalasHapusCara Mengatasi Angina Pektoris (Angin Duduk)
Cara Menggunakan Tomat untuk Menghilangkan Jerawat
Cara Yang Dapat Anda Lakukan Untuk Mengatasi Kerutan Pada Wajah
Cara Menyembuhkan Penyakit Gagal Jantung
NIce article, do not forget to update and hold yes
BalasHapusCara-Menurunkan-dan-Menormalkan-Kolesterol-Tinggi-Secara-Alami
Cara-Mengobati-Penyakit-TBC-Tulang-Belakang
Cara-Mudah-Mengobati-&-Menghilangkan-Benjolan-Di-Ketiak-Sebelah-kiri-dan-kanan
The information is interesting and I'm happy to read this article. Thanks for the article
BalasHapusObat Hidradenitis Suppurativa atau Acne Inversa Herbal
Cara Mudah untuk Mengatasi Nyeri Pada Sendi
Cara Atasi Limfoma Secara Cepat dan Tepat Dengan Obat Herbal
good afternoon !! thank you for the information you provide this, success continues gan !!
BalasHapusCara Menghilangkan Bentol Di Kelamin Wanita
Makanan Penakluk Tekanan Darah Tinggi
Pengobatan Hipertensi Secara Alami yang dapat Menormalkan darah tinggi
Cara Paling Ampuh Untuk Mengobati Darah Tinggi Dengan Obat Herbal
Rambut Jagung Bisa Meluruhkan Batu Empedu
terima kasih atas informasi yang telah disajikan senang bisa berkunjung di halaman anda dan terima kasih banyak atas ilmunya.
BalasHapusObat Asam Lambung
Obat Infeksi Paru Paru
Obat Stroke Ringan
Obat Kelenjar Tiorid
Obat Kista Payudara
Obat Hepatitis B
Obat Kanker Payudara
Information on this day so very interesting thanks .
BalasHapusJelly Gamat Emas Kapsul
Agen Walatra Sehat Mata
Obat Herbal Sesak Napas Alami
Jelly Gamat Emas Rasa Jeruk
Walatra Jelly Gamat Emas Rasa Jeruk
This new article is interesting and useful for readers, success continues gan!!!
BalasHapusObat Darah Tinggi Herbal Terbaik 100% Alami Ampuh
Cara Paling Ampuh Untuk Mengobati Darah Tinggi Dengan Obat Herbal
Pengobatan Hipertensi Secara Alami yang dapat Menormalkan darah tinggi
Makanan Penakluk Tekanan Darah Tinggi
4 Tanaman Obat Untuk Menurunkan Tekanan Darah Tinggi
Cara Cepat Menyembuhkan Sesak Nafas Karena Asam Lambung
Information is very useful and can add insight, happy to be on your page, thanks to the information you shared. This is very useful. Good luck always!!
BalasHapusCara Menyembuhkan Kurap Di Kulit Kepala Secara Alami
Cara Mengatasi Kurap Di Kulit Kepala Dengan Obat Herbal
Cara Mengobati Mata Silinder Sembuh Total Tanpa operasi
This article you share is very helpful to me, I am happy to read this article. thanks to the information you shared. Good luck always!!
BalasHapusCara Mengatasi Kurap Di Kulit Kepala
Cara Alami Menyembuhkan Sesak Nafas Akibat Penyakit Jantung
Obat Herbal Batu Ginjal
Obat Gagal Ginjal Kronis Herbal terbaik Tanpa Cuci Darah
Obat Benjolan Di Langit Langit Mulut
Amazed with this website because it always presents the latest information.
BalasHapusMenu Makanan Yang Baik Untuk Penderita Liver
Awas ! Bahaya Asam Lambung Tinggi Terhadap Jantung
Pengobatan Alternatif Tumor Nasofaring Secara Alami
Cara Mengobati & Menyembuhkan Biang Keringat Secara Alami
Agen Resmi Jelly Gamat QNC Di Kota Bandung Jawa Barat Dan Sekitarnya
The information you share is very useful for us, Many lessons and lessons we can take from this article. And we want to ask permission to keep a link around health, which may be useful for you as well.
BalasHapusCara Menghancurkan Batu Empedu Tanpa Operasi
Cara Mengembalikan Keperawanan Wanita
Good morning, this morning we will always wait for other interesting information .
BalasHapusAgen Resmi Jelly Gamat QNC
Pengobatan Alternatif Jantung Lemah Yang Alami
Nama Obat Herbal Gagal Ginjal
Waspadai Gejala Dan Penyebab Katarak
Penyebab Sering Kesemutan Pada Tangan Dan Kaki
The information you share is very useful for us, Many lessons and lessons we can take from this article. And we want to ask permission to keep a link around health, which may be useful for you as well.
BalasHapusCara Alami Mengatasi Penyakit Tiroiditis
Cara Alami Mengatasi Penyakit Tinnitus
Cara Alami Mengatasi Penyakit Trigliserida
I say thank you very much because you have presented various useful information.
BalasHapusObat Alami Untuk Mengobati Kista Ganglion
Makanan Sehat Untuk Penderita Hipotensi
Walatra Sehat Mata Murah
Obat Untuk Mengobati Tumor Jinak Di Leher Secara Alami
Cara Menurunkan Kadar Leukosit Yang Tinggi Secara Alami
Incredible site, always providing information and articles that are easy to understand and very useful.
BalasHapusPantangan Makanan Untuk Penderita Anemia
Cara Menambah Kadar Zat Besi Untuk Bantu Atasi Anemia
Obat Oles Penyakit Kulit Psoriasis
Salep Oles Herpes Zoster Paling Ampuh
Tanaman Obat Herbal Demam Berulang Pada Anak
Thanks for the information presented on your website
BalasHapusVery in waiting for other information
manfaat temulawak untuk hepatitis
daun salam untuk sakit pinggang
obat gendang telinga sakit
Thank you very much for the information you have served every day.
BalasHapusBuah Untuk Mengobati Diabetes Kering
Bahaya Buang Air Besar Berdarah
Obat Alami Untuk Mengobati Hipertensi
Walatra Habbaza Softgel
Obat Alami Usus Buntu Tanpa Operasi
So very happy to finally find this kind of information thank you for presenting it today.
BalasHapusGejala Penyakit Diabetes Basah
Buah Yang Baik Untuk Obat Leukimia (Kanker Darah)
Obat Alami Untuk Mengobati Penyakit Limfoma
Walatra Madu Murni
Obat Alami Untuk Mengatasi Susah Buang Air Kecil
An information that is very worth to see.
BalasHapusApakah Kanker Serviks Bisa Sembuh Tanpa Operasi ?
Penyebab Hipertensi
Walatra Hexabumin
Penyebab Cedera Tulang Belakang
thanks, your website is the best website I visited
BalasHapushttps://obatasamuratagaricpro.com/obat-gagal-ginjal-tanpa-cuci-darah/
Thanks really very useful information, hopefully the next post better okay
BalasHapushttp://obatasamuratagaricpro.com/obat-stroke-paling-fenomenal/
http://obatasamuratagaricpro.com/obat-gagal-ginjal-tanpa-cuci-darah/
http://obatasamuratagaricpro.com/obat-hepatitis-akut/
http://obatasamuratagaricpro.com/obat-kanker-prostat-yang-ampuh/
http://obatasamuratagaricpro.com/obat-jantung-koroner-ampuh/
The article you created is very easy to understand, Thank you good article
BalasHapushttp://rizkyherbal.com/obat-kanker-prostat-tanpa-operasi/
http://rizkyherbal.com/pengobatan-hernia-tanpa-operasi/
http://rizkyherbal.com/pengobatan-jantung-koroner-tanpa-operasi/
http://rizkyherbal.com/obat-tbc-herbal-di-apotik/
http://rizkyherbal.com/obat-kanker-usus-besar-stadium-4-alami/
thanks for informations
BalasHapushttps://tokoherbalnesv.blogspot.com/
Information that is so very binding is a lot of visitors to listen to it.
BalasHapusBahaya Abses Gigi
Penyebab Kanker Hati Stadium 4
Obat Alami Polip Kandung Empedu
Obat Herbal Kencing Manis
I am proud of the articles that you have because all the contents are very interesting and very useful.
BalasHapusCara Mengobati Infeksi Usus Secara Alami
Komplikasi dan Pencegahan Infeksi Rahim
Penyebab Ginjal Bengkak dan Pencegahannya
information on how to deal with pneumothorax with herbs
BalasHapusObat Herbal Penyakit Pneumothorax
everything will work as it should, keep up the spirit
BalasHapusThank you for our good cooperation, hopefully it can be even better.
BalasHapusBahaya Kista Ginjal
I really like the articles you make. always success
BalasHapusOplosan Essen Galatama Ikan Mas
Your article is very petrified.
BalasHapusUmpan Ikan Nila Badot
The article you created is very helpful. thanks
BalasHapusEssen Ikan Nila Liar Terbaik
Thank you for the information you convey. Let's see our website.
BalasHapusResep Umpan Ikan Patin Babon
Thank you for the very useful information. Also visit our website.
BalasHapusTrik dan Teknik Jitu Mancing Ikan Nila
Your article has the highest rating. Spirit!
BalasHapusEssen Oplosan Ikan Mas Galapung Terjitu